Jumat, 07 Juni 2013

Analisis Pendapatan Nasional untuk Perekonomian tertutup Sederhana dan pertumbuhan Ekonomi

Pendapatan nasional untuk perekonomian tertutup sederhana dua sektor adalah  produk nasional neto – pajak tak langsung – subsidi. Pendapatan ini merupakan penjumlahan dari upah / gaji, pendapat pribadi eksternal, keuntungan perusahaan, pendapatan bunga selisih, pendapatan sewa.
Model analisis dengan variable investasi dan tabungan adalah pengeluaran untuk kegiatan produksi + komponen barang modal, tujuan adanya anaisi model ini adalah untuk mendapatkan keuntungan di kemudian hari.
Aspek – aspek analisis pemerintahan adalah sbb :
  • Semua yang berhubungan dengan defisit / surplus anggaran dan sumber – sumber pembiayaan
  • Dampak operasi keuangan pemerintah terhadap kegiatan sector riil.
  • Ekspansi bersih pada jumlah uang yang beredar.
  • Valuta asing yang terjadi terhadap aliran devisa masuk bersih.
Inflasi atau dalam pengertiannya adalah kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung secara terus menerus. Di dalamnya terdapat jenis – jenis inflasi, yaitu :
  • Inflasi Tarikan permintaan
  • Inflasi desakan biaya
  • Inflasi pengaruh impor
Baik buruknya Negara dapat di ukur dari tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu Negara, karena Negara yang baik adalah Negara yang mengalami inflasi bekisar 2 – 4 % per tahun. Inflasi yang tinggi adalah bekisar 7-10 %. Menurut suaramerdeka.com pada tahun 2011 indonesia mencapai prestasi yang mengesankan, yaitu menjadi Negara terendah inflasinya se-Asia Pasifik, yakni 3,79%.
Inflasi erat kaitannya dengan tingkat pengangguran, sehingga Phillips berargumen bahwa “jika inflasi tinggi maka tingkat pengangguran rendah”. Tingkat pengangguran yang tinggi terjadi karena tidak seimbangnya antara tenaga kerja dengan lapangan kerjaan, dimana lapangan kerjaan tidak bisa menampung keberadaan tenaga kerja yang begitu tinggi.
Mengapa tingkat pengangguran disangkut pautkan dengan tingkat inflasi ? iliustrasinya adalah sbb:
Jika inflasi dalam suatu Negara tinggi, harga barang tinggi dan permintaan akan barang tersebut juga tinggi, jika demikian maka tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang produksi tersebut akan meningkat seiring dengan kebutuhan akan barang yang tinggi. Oleh karena itulah pengangguran akan berkurang. Namun pendekatan tersebut tidak berlaku jika di terapkan pada Indonesia, karena tingginya inflasi yang terjadi pada tahun 1980 dan 2005 tidak berpengaruh terhadap tingkat pengangguran ketika itu, jumlah pengangguran tidak signifikan berkurang, normal – normal saja seperti tidak terjadi inflasi. Normal dalam artian tingkat pengangguran di Indonesia tetap besar.

odel Analisis dengan variabel investasi tabungan adalah pengeluaran yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang lebih banyak lagi , atau dengan kata lain merupakan pengeluaran yang ditambahkan kepada komponen-komponen barang modal .
Tujuan dari pelaksanaan model analisis dengan variabel investasi tabungan ini adalah mencari keuntungan di kemudian hari melalui pengoperasiaan mesin dan pabrik .
Analisis keuangan pemerintah biasanya mencakup 4 aspek sebagai berikut, yaitu :
1. Operasi keuangan pemerintah dalam hubungan dengan defisit / surplus anggaran dan sumber-sumber pembiayaannya;
2. Dampak operasi keuangan pemerintah terhadap kegiatan sektor riil melalui pengaruhnya terhadap Pengeluaran Konsumsi dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) pemerintah;
3. Dampak rupiah operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap ekspansi bersih pada jumlah uang yang beredar;
4. Dampak Valuta Asing operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap aliran devisa masuk bersih.
Terdapat sumber data untuk memperkirakan Investasi dan Tabungan Nasional, yaitu :
• data Produk Domestik Bruto atas dasar harga berlaku menurut penggunaan [lihat tabel III dan III.1]
• Neraca Arus Dana yang digunakan oleh tim gabungan B.P.S., Bank Indonesia, dan Departemen Keuangan.


MULTIPLIER /ANGKA PENGGANDA
Multiplier adalah angka pengganda investasi yang akhirnya  koefisien angka menunjukkan berapakah perubahan pendapatan sebagai akibat dari perubahan investasi.
Apabila multiplier dinotasikan dengan K, maka :
K  =  1 / MPS

CONTOH SOAL :
(dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:

Jawab:

∆Y = K . ∆I

∆Y = 4 . 2 = 8

Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah

Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi pokok permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat dikategorikan baik jika angka pertumbuhan positif dan bukannya negatif. Kedua adalah masalah inflasi. Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum, yang secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi mencerminkan stabilitas harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti semakin besar adanya kecenderungan ke arah stabilitas harga. Namun masalah inflasi tidak hanya berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa. Inflasi juga sangat berkaitan dengan purchasing power atau daya beli dari masyaraka. Sedangkan daya beli masyarakat sangat bergantung kepada upah riil. Inflasi sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika kenaikan harga dibarengi dengan kenaikan upah riil. Masalah ketiga adalah pengangguran. Memang masalah pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Negara berkembang seringkali dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan dikarenakan karena faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi. Masalah pengangguran itu sendiri tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang namun juga dialami oleh negara-negara maju. Namun masalah pengangguran di negara-negara maju jauh lebih mudah terselesaikan daripada di negara-negara berkembang karena hanya berkaitan dengan pasang surutnya business cycle dan bukannya karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, ataupun masalah sosial politik di negara tersebut.
Apa itu pengangguran? Pengangguran adalah suatu kondisi di mana orang tidak dapat bekerja, karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan. Ada berbagai macam tipe pengangguran, misalnya pengangguran teknologis, pengangguran friksional dan pengangguran struktural. Tingginya angka pengangguran, masalah ledakan penduduk, distribusi pendapatan yang tidak merata, dan berbagai permasalahan lainnya di negara kita menjadi salah satu faktor utama rendahnya taraf hidup para penduduk di negara kita. Namun yang menjadi manifestasi utama sekaligus faktor penyebab rendahnya taraf hidup di negara-negara berkembang adalah terbatasnya penyerapan sumber daya, termasuk sumber daya manusia. Jika dibandingkan dengan negara-negara maju, pemanfaatan sumber daya yang dilakukan oleh negara-negara berkembang relatif lebih rendah daripada yang dilakukan di negara-negara maju karena buruknya efisiensi dan efektivitas dari penggunaan sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Dua penyebab utama dari rendahnya pemanfaatan sumber daya manusia adalah karena tingkat pengangguran penuh dan tingkat pengangguran terselubung yang terlalu tinggi dan terus melonjak. Pengangguran penuh atau terbuka yakni terdiri dari orang-orang yang sebenarnya mampu dan ingin bekerja, akan tetapi tidak mendapatkan lapangan pekerjaan sama sekali.
Masalah Pengangguran dan Inflasi
Ada empat faktor yang menentukan tingkat inflasi. Pertama, uang yang beredar baik uang tunai maupun giro. Kedua, perbandingan antara sektor moneter dan fisik barang yang tersedia. Ketiga, tingkat suku bunga bank juga ikut mempengaruhi laju inflasi. Suku bunga di Indonesia termasuk lebih tinggi dibandingkan negara di kawasan Asia. Keempat, tingkat inflasi ditentukan faktor fisik prasarana. Melonjaknya inflasipun karena dipicu oleh kebijakan pemerintah yang menarik subisidi sehingga harga listrik dan BBM meningkat. Kenaikan BBM tersebut cukup memberatkan masyarakat lapisan bawah karena dapat menimbulkan multiplier effect, mendorong kenaikan harga jenis barang lainnya yang dalam proses produksi maupun distribusinya menggunakan BBM.
Tingginya angka inflasi selanjutnya akan menurunkan daya beli masyarakat. Untuk bisa bertahan pada tingkat daya beli seperti sebelumnya, para pekerja harus mendapatkan gaji paling tidak sebesar tingkat inflasi. Kalau tidak, rakyat tidak lagi mampu membeli barang-barang yang diproduksi. Jika barang-barang yang diproduksi tidak ada yang membeli maka akan banyak perusahaan yang berkurang keuntungannya. Jika keuntungan perusahaan berkurang maka perusahaan akan berusaha untuk mereduksi cost sebagai konsekuensi atas berkurangnya keuntungan perusahaan. Hal inilah yang akan mendorong perusahaan untuk mengurangi jumlah pekerja/buruhnya dengan mem-PHK para buruh. Salah satu dari jalan keluar dari krisis ini adalah menstabilkan rupiah. Membaiknya nilai tukar rupiah tidak hanya tergantung kepada money suplly dari IMF, tetapi juga investor asing (global investment society) mengalirkan modalnya masuk ke Indonesia (capital inflow). Karena hal inilah maka pengendalian laju inflasi adalah penting dalam rangka mengendalikan angka pengangguran.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar